husnul hafifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tukang Sayur dan Lock down

Tukang Sayur dan Lock down

Oleh: Husnul Hafifah

Coronavirus 2019 atau covid 19. Adanya tak kasat mata. Namun kehadirannya telah memporakporandakan dunia. Nyata mengubah tatanan yang ada di dalamnya.

Bersama covid 2019, muncul berbagai istilah. Setidaknya ada belasan istilah yang ikut mendompleng keviralan virus corona, dan saya terkesan dengan 5 istilah di dalamnya.

Secara berurutan istilah dimaksud adalah : stay at home, WFH, TFH, LFH dan Lock down

Keren, semua tertulis dalam bahasa Inggris. Bahasa pengatar dunia. Bahasa yang kerap indentik penggunanya terpelajar dan kelas menengah _atas strata sosialnya.

Saya hidup di kampung kecil yang mayoritas penduduknya adalah masyarakat awam, kelas ekonomi menengah ke bawah. Pendidikan masyarakat (orang tua rata- rata Lulusan SMP). Sementara untuk generasi muda sudah mulai banyak lulusan SMA dan satu, dua baru lulus sarjana.

Stay at home

Himbauan diam diri rumah gencar, berselancar mulai dari medos pada gawai juga di layar kaca. Edukasi menggunakan figur dari pejabat negara, relawan garda terdepan sampai artis kondang.

Namun semua itu, bagi masyarakat di kampung saya seolah tak mendapat respon adanya. Masyarakat kampung tetap "kekeh" dengan geliat harinya. Ke sawah, ke pasar sesuai mata pencahariannya bahkan "ngerumpi" dengan tetangga,tetap dilakoni dalam masa diam di rumah.

"Bukannya saya tak paham dengan aturan pemerintah, bu".

"Bagaimana akan menghidupi keluarga jika saya diam di rumah?" keluh tukang sayur langganan saya, pada suatu pagi.

"Jika saya tidak bekerja, keluarga saya bisa mati, Bu. Mati kelaparan, bukan karena korona," imbuhnya.

Ironis memang ketika ada himbaun diam diri di rumah, sementara kemiskinan, hidup pas -pasan masih memeluknya. Ini salah satu realita masyarakat di kampung saya. Himbauan saja tak cukup. Semestinya diimbangi paling tidak dengan kompensasi untuk membantu kelangsungan hidup mereka. Rupa- rupanya sudah ada pembahasan, dari pemerintah tinggal menunggu realisasinya.

"Beda dengan bu Guru,( tukang sayur mengira saya guru ) walaupun libur, bulanannya tetap lancar", imbuhnya dalam senyum yang sulit saya mengerti.

WFH, TFH dan LFH

Dengan senyum saya pun menjelaskan pada tukang sayur itu. Jika saya diam di rumah bukan libur. Tapi WFH (work from home ), bekerja dari rumah dan untuk guru TFH (teach from home), mengajar dari rumah. Sementara untuk siswa LFH (learn from home) artinya belajar dari rumah.

"Lha terus caranya gimana bu?"

Kembali saya menjelaskan jika kegiatan itu dilaksanakan menggunkan hp android, dalam jaringan internet. Harus ada signal dan paket data.

"wah kalo begitu caranya bu, anak saya tidak bisa belajar. Coba lihat hp saya!"

Tukang sayur itu menunjukkan hpnya pada saya. HP jadul yang hanya bisa untuk telepon dan SMS saja.

Yah, lagi dan lagi. Beginilah realita pada bagian besar masyarakat kampung saya. Bagaimana mau belajar jarak jauh jika perangkatnya saja tak ada. Bagaimana juga akan mengajar secara daring jika hp, signal dan paket data tak ada. Bagaimana akan bekerja daring jika seperti itu adanya?

Ah, kok jadi memikirkan bagaimana. Nanti terlalu banyak mikir tidak bagus bagi antibodi tubuh kita. Kata pakar virus, antibodi tubuh kita mampu melawan virus. Dengan catatan hati dan pikiran harus tenang dan bahagia. Sudahlah terpenting diera ujian kehidupan ini, kita semua tetap bahagia bersama dengan keluarga.

Bekerja dan berkarya dari rumah, sebisa dan semampu kita. Agar kelak para cucu tidak memberi label " Kakek dan Nenekku adalah pejuang rebahan saja".

Lauk daun, lauk daun ( lock down) anti corona...suara pedagang sayur memecah kesunyian. Berlalu dari hadapan saya mengayuh sepedanya. Sarat sayur mayur dagangannya.

Sayapun tersenyum geli dibuatnya.

Matahari sepenggalah, 6042020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen

06 Apr
Balas

Ha ha belajar ustad, seperti penguatannya..5m

07 Apr

Keren

06 Apr
Balas

Trims mbak

07 Apr

Lah kan Bennet tuh Buu....LAUK DAUNLauk plus sayur

06 Apr
Balas

07 Apr
Balas

He he,bgtulah taz

07 Apr



search

New Post